IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
IDENTITAS NASIONAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA
(Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi, Keterkaitan Identitas Nasional dengan Integrasi Nasional Indonesia, Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional)

Nama : Irene June Sidabutar
NPM : 240110150092
Kelas : TEP B 2015
                                      

DEPARTEMEN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN




Keterkaitan Identitas Nasional dengan Globalisasi
Secara harfiah identitas adalah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada sesuatu atau seseorang yang membedakannya dengan yang lain, baik fisik maupun non fisik.  Jadi 0069dentitas Indonesia pada dasarnya merupakan bentuk nilai-nilai budaya yang tumbuh dalam aspek kehidupan suatu bangsa. Ciri-ciri khas kehidupan suatu bangsa pasti berbeda dengan ciri khas bangsa lainnya. Maka Identitas Nasional Indonesia itu merupakan bentuk nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku di Indonesia yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan Pancasila dan roh Bhinneka Tunggal Ika, sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang secara nyata tercermin dalam implementasi kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari sistem pemerintahan yang diterapkan, nilai-nilai etik, moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dan lain sebagainya yang secara normatif diterapkan dalam tataran nasional maupun internasional dan semua hal itu tercantum dalm pembukaan UUD 1945. Identitas Nasional merupakan sesuatu yang fleksibel sesuatu yang terbuka-cenderung terus menerus berkembang menuju kemajuan dan mengikuti perkembangan zaman.
Fungsi identitas nasional adalah
-  Identitas diperlukan dalam interaksi antar bangsa (baik individu maupun kelompok/negara)
-  Identitas nasional sebuah bangsa menentukan status dan peranan bangsa tersebut di dunia Internasional
-  Pola interaksi antar identitas dalam suatu masyarakat bangsa menunjukkan struktur sosial masyarakat tersebut.
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama kebudayaan dan bahasa.
Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagaimana oleh para pendiri negara kita dalam Pembukaan, khususnya dalam Pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya, yaitu :“Pemerintah memajukan Kebudayan Nasional Indonesia “ yang diberi penjelasan : “ Kebudayan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli terdapat ebagi puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia”. Kemudian dalam UUD 1945 yang diamandemen dalam satu naskah disebutkan dalam Pasal 32 adalah :
1.    Negara memajukan kebudayan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memeliharra dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
2.    Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

Dengan demikian secara konstitusional, pengembangan kebudayan untuk membina dan mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya.
GLOBALISASI. Kata "globalisasi" diambil dari kata “global”, yang artinya universal. Globalisasi mempengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di belahan dunia.
Perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal  abad ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa. Perubahan tersebut menjadikan komunikasi antarbangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan
            Sebagai bangsa yang masih dalam tahap berkembang kita memang tidak suka dengan globalisasi tetapi kita tidak bisa menghindarinya. Persolan utama Indonesia dalam mengarungi area globalisasi ini adalah masih banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang masih sering terjadi. Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas nasional.
            Pergeseran budaya Indonesia menuju ke budaya barat juga merupakan dampak dari globalisasi. Begitu banyak perubahan sikap dan perilaku bangsa yang semakin memperburuk citra Indonesia. Lunturnya warisan budaya dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia itulah yang terjadi saat ini.
Dari beberapa persoalan diatas apabila kita mampu memaknai kembali Pancasila dan mengimplementasikan dengan baik di kehidupan sehari hari Tidak dapat dipungkiri. Indonesia harus mengikuti arus globalisasi. Namun, kita harus mengambil sisi positifnya dan menekan sisi negatif globalisasi. maka dengan ini globalisasi akan dapat kita lalui dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.




Keterkaitan Identitas Nasional dengan Integrasi Nasional Indonesia
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Sedangkan Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berbagai peristiwa sejarah di negeri ini telah menunjukkan bahwa hanya persatuan dan kesatuanlah yang membawa negeri Indonesia ini merdeka. Dilihat dari banyak ragamnya suku, bangsa, ras, bahasa dan corak budaya yang ada di Indonesia membuat para pendiri Indonesia telah menciptakan Pancasila sebagai dasar bernegara.
Dilihat dari bentuknya Pancasila merupakan pengalaman sejarah masa lalu untuk menuju sebuah cita-cita yang luhur. Pancasila dilambangkan seekor burung Garuda yang mana burung tersebut dalam kisah pewayangan melambangkan anak yang berjuang mencari air suci untuk ibunya, sedangkan pita bertuliskan Bhineka Tunggal Ika berartikan berbeda tetapi tetap satu jua. Kemudian tergantung di dada burung tersebut sebuah perisai yang mana biasanya perisai adalah alat untuk menahan serangan perang, yang diartikan untuk menjaga integritas bangsa Indonesia baik itu ancaman dari dalam maupun dari luar. Di dalam perisai tersebut terkandung lima sila di dalamnya.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.


Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi dimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya. Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme parlemen.
Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang diinginkan.Dalam pidato bahasa Inggris di Washington Sukarno telah mendapatkan apresiasi dari bangsa Amerika yang pada waktu itu  Soekarno mengenalkan ideologi Indonesia yaitu Pancasila. Panca berarti Lima dan sila berarti landasan atau dasar, yang mana dasar pertama adalah berdasar Ketuhanan, kedua berdasar Kemanusiaan, ketiga persatuan , dan keempat adalah demokrasi, serta kelima adalah keadilan social.
Seringkali bangsa kita ini mengalami disintegrasi dan kemudian bersatu kembali berkat kesaktian Pancasila. Sampai pemerintah juga menetapkan hari kesaktian pancasila tanggal 1 Oktober. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya Pancasila kuat relevansinya bagi sebuah ideologi Negara seperti Indonesia ini.

Untuk itu dikatakan bahwa hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa  dan negara adalah Pancasila yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.



Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional

Karakteristik masyarakat yang hidup di kota-kota besar Indonesia berbeda dengan orang-orang yang hidup di pedesaan. Ini terlihat dari aktifitas yang mereka jalani dalam keseharainnya. Rutinitas diperkotaan sangatlah jauh dengan pedesaan. Dampaknya pun dapat berakibat pada aspek ekonomi, adat, dan budaya.
Namun yang menjadi permasalahan terhadap perbedaan nyata ialah identitas diri
Suatu bangsa harus memiliki identitas nasional dalam pergaulan internasional. Tanpa national identity, maka bangsa tersebut akan terombang- ambing mengikuti ke mana angin membawa. Dalam ulang tahunnya yang ke-62, bangsa Indonesia dihadapkan pada pentingnya menghidupkan kembali identitas nasional secara nyata dan operatif. Identitas nasional kita terdiri dari empat elemen yang biasa disebut sebagai konsensus nasional. Konsensus dimaksud adalah Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
Revitalisasi Pancasila harus dikembalikan pada eksistensi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara. Karena ideologi adalah belief system, pedoman hidup dan rumusan cita-cita atau nilai-nilai kehidupan masyarakat.
Pancasila harus dilihat sebagai ideologi, sebagai cita-cita. Maka secara otomatis akan tertanam pengertian di dalam pikiran rakyat, pencapaian cita- cita, seperti kehidupan rakyat yang adil dan makmur, misalnya, harus dilakukan bertahap. Dengan demikian, kita lebih leluasa untuk merencanakan aneka tindakan guna mencapai cita-cita itu. Seperti cita cita Indonesia di tahun 2025 yaitu Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur.
Selain perlunya penegasan bahwa Pancasila adalah cita-cita, hal penting lain yang dilakukan untuk merevitalisasi Pancasila dalam tataran ide adalah mencari maskot. Meski dalam hal ini ada pandangan berbeda karena dengan memeras Pancasila berarti menggali kubur Pancasila itu sendiri, namun dari sisi strategi kebudayaan adalah tidak salah jika kita mengikuti alur pikir Soekarno, jika perlu Pancasila diperas menjadi ekasila, Gotong Royong. Mungkin inilah maskot yang harus dijadikan dasar strategi kebudayaan guna penerapan Pancasila. Pendeknya, ketika orang enggan menyebut dan membicarakan Pancasila, Gotong Royong dapat dijadikan maskot dalam rangka revitalisasi Pancasila.
Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai manifestasi Identitas Nasional hendaknya dikaitkan dengan wawasan spiritual, akademis, kebangsaan, dan mondial. Spiritual, berkaitan dengan moral, etika, dan religius. Sikap seperti ini dapat menunjang pribadi seseorang menjadi lebih baik.
Melalui revitalisasi pancasila sebagai wujud pemberdayaan identitas nasional ini, sebagai kritik sosial terhadap berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat dewasa ini. Guna untuk membentuk jati diri bangsa. Misalnya gotong royong, persatuan dan kesatuan, serta saling menghargai dan menghormati. Dengan seperti ini dapat mempererat persatuan bangsa.
Tindakan seperti dapat dijadikan sebuah gerakan kecil yang muncul dalam diri kita pribadi.



DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidrologi Teknik: Laporan Praktikum Pengenalan Alat - Alat Klimatologi

Bisnis Kreatif Mahasiswa, Indonesia Kreatif!