Sejarah Katolik dan Sejarah Nama Katolik

TUGAS MATA KULIAH AGAMA


Ø    SEJARAH NAMA KATOLIK
Ø    SEJARAH KATOLIK

Disusun Oleh:
Irene June Sidabutar (240110150092)

TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
2015



SEJARAH NAMA KATOLIK DAN SEJARAH KATOLIK

A.  Sejarah Nama Katolik
1. Sesungguhnya kata ‘Katolik’ berasal dari bahasa Yunani, katholikos, yang artinya “keseluruhan/ universalatau “komplit/ lengkap fullness“. Jadi dalam hal ini kata katholik mempunyai dua konotasi: bahwa Gereja yang didirikan Yesus ini bukan hanya milik suku tertentu atau kelompok eksklusif yang terbatas; melainkan mencakup ‘keseluruhan‘ keluarga Tuhan yang ada di ‘seluruh dunia‘, yang merangkul semua, dari setiap suku, bangsa, kaum dan bahasa (Why 7:9).. Rasul Paulus mengatakan bahwa hakekatnya seorang rasul adalah untuk menjadi pengajar yang ‘katolik’ artinya yang “meneruskan firman-Nya (Allah) dengan sepenuhnya…. tiap-tiap orang kami nasihati  dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.” (Kol 1:25, 28) dalam Kitab Suci sebagai “Ekklesia Kata Holos/Kath olos” (asal mula kata katholikos) ada di Kis 9:31“Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.” Di sini kata” Ekklesia Kata holos (Kath olos) atau katholikos” dalam bahasa Indonesia adalah ‘Jemaat/ umat Seluruh/ Universal atau Gereja Katolik’, sehingga kalau ingin diterjemahkan secara konsisten, maka Kis 9:31, bunyinya adalah, “Selama beberapa waktu Gereja Katolik Yudea, Galilea, dan Samaria berada dalam keadaan damai.
2.   St. Ignatius dari Antiokia (murid St. Yohanes Rasul) kepada jemaat di Smyrna 8 (106 AD), St. Ignatius mengajarkan tentang hirarki Gereja, imam, dan Ekaristi yang bertujuan untuk menunjukkan kesatuan Gereja dan kesetiaan Gereja kepada ajaran yang diajarkan oleh Kristus. Demikian penggalan kalimatnya,”…Di mana uskup berada, maka di sana pula umat berada, sama seperti di mana ada Yesus Kristus, maka di sana juga ada Gereja Katolik.“Di sinilah baru Gereja Katolik adalah Gereja universal di bawah pimpinan para uskup yang mengajarkan doktrin yang lengkap, sesuai dengan yang diajarkan Kristus.
stef – www.katolisitas.org
B.     Sejarah Katolik
           Gereja Katolik didirikan oleh Yesus dan Keduabelas Rasul, dilanjutkan oleh para uskup sebagai penerus para rasul dan Sri Paus sebagai penerus Santo Petrus. Di pusat doktrin-doktrin Gereja Katolik ada Suksesi Apostolik, yakni keyakinan bahwa para uskup adalah para penerus spiritual dari Keduabelas Rasul. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja Katolik adalah keberlanjutan dari orang-orang tetap setia pada kepemimpinan apostolik (rasuli) dan episkopal (Keuskupan) serta menolak ajaran-ajaran palsu. Kaisar Konstantinus I mengeluarkan Edicta Milano (Edik Milano) pada tahun 313. Konstantinus berperan penting dalam penyelenggaraan Konsili Nicea Pertama yang merupakan konsili para uskup Gereja Katolik pada tahun 325, yang ditujukan untuk melawan bidaah Arianisme dan merumuskan Kredo Nicea yang digunakan oleh Gereja Katolik,  Kaisar Teodosius I memberlakukan sebuah hukum yang menetapkan Kekristenan Katolik sebagai agama resmi Kekaisaran Romawi. Gereja pada abad ke-18 dan ke-19 dengan terjadinya Revolusi Industri, dan meningkatnya keprihatinan akan kondisi-kondisi para buruh urban, Paus-Paus abad ke-19 dan ke-20 mengeluarkan ensiklik-ensiklik (teristimewa Rerum Novarum) yang memaparkan Ajaran Sosial Katolik. Konsili Vatikan Pertama (1869–1870) menegaskan doktrin infabilitas kepausan yang diyakini umat Katolik sebagai kontinuitas dengan sejarah Supremasi Petrus dalam Gereja. Konsili Vatikan II geereja Katolik melakukan salah satu dari perubahan-perubahan paling menyeluruh dalam sejarahnya selama Konsili Vatikan II (1962-1965) Konsili ini mengeluarkan dokumen-dokumen mengenai sejumlah topik, termasuk hakikat Gereja, misi awam, dan kebebasan beragama. Konsili ini juga mengeluarkan pengarahan-pengarahan bagi revisi liturgi, termasuk izin bagi ritus liturgi Latin untuk menggunakan bahasa setempat di samping Bahasa Latin dalam Misa dan sakramen-sakramen lainnya.


Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (Gereja Katolik)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidrologi Teknik: Laporan Praktikum Pengenalan Alat - Alat Klimatologi

Bisnis Kreatif Mahasiswa, Indonesia Kreatif!

IDENTITAS NASIONAL BANGSA INDONESIA